Kembali Allegri membuat Milan dalam kesulitan, hal yang sama dia tunjukkan saat masih menangani Cagliari dimana dalam pertemuannya dengan skuat Carletto saat itu Milan dalam beberapa pertemuan dibuat kewalahan, bahkan pernah dikalahkan oleh Cagliari era Allegri. Sebuah faktor utama yang membuatnya ditunjuk sebagai suksesor Ancelotti, yang bahkan kala itu Galliani secara eksplisit menyebut Allegri sebagai pembunuh Milan.
Karena paham betul permainan Milan dan tau titik lemah Milan yang selalu dimanfaatkan Allegri untuk membuat timnya Cagliari menahan imbang atau bahkan memenangkan pertandingan, Galliani akhirnya menunjuknya sebagai pelatih Milan pada 2011 silam.
Dan dimusim perdananya, Alle sukses membuktikan kapasitasnya sebagai pelatih jempolan dengan memberikan Scudetto pada musim perdananya itu. Sayang, itu adalah gelar pertama dan terakhir Alle di Milan.
Terus mengalami penurunan performa akibat eksodus para bintangnya, Alle tidak bisa berbuat apa-apa di Milan, justru dia jadi pesakitan di Milan. Akibat dari ketidak becusan manajemen, Allegri bak menjadi musuh bagi para fans Milan, mendepak para legenda macam Pirlo, Pippo, Nesta dan Seedorf dan tidak mampu mendatangkan prestasi adalah alasan utamanya. Puncaknya adalah tengah musim lalu, saat dia dipecat oleh manajemen Milan dan menggantinya dengan mantan anak asuhnya, Clarence Seedorf.
Clarence Seedorf, pelatih muda penuh ambisi minim pengalaman. Apa yang sebenarnya dipikirkan Manajemen dengan merekrut pelatih yang sebenarnya masih aktif bermain sebagai pesepakbola profesional? ya, kala itu Seedorf masih aktif bermain di klub Brazil Botafogo. Dia dipaksa menangani sebuah klub yang amburadul ditengah musim, banyak pengamat yang mengatakan Milan sedang melakukan perjudian besar, dan sayangnya Milan kalah dalam perjudian itu. Di akhir musim, Seedorf bernasib sama dengan Allegri, baik prestasi klasemen ataupun nasibnya sebagai pelatih, Seedorf resmi dipecat dan digantikan Filippo Inzaghi.
Pertanyaannya adalah siapa yang patut disalahkan atas kondisi seperti ini? Seorang Jose Mourinho pun akan kesulitan jika dia mendapatkan komposisi pemain seperti yang didapatkan oleh Alle dan Seedorf. Hal yang menjadi alasan utama kenapa Guardiola enggan untuk menangani Milan setelah masa liburnya dari Amerika, tidak ada uang ditambah ekspektasi tinggi.
Manajemen Milan hanya bisa bersembunyi dibalik para pelatihnya, ya Alle dan Seedorf adalah benteng perlindungan manajemen Milan saat ini, selain Trophy masa lalu.
Hal itu dikuatkan oleh Allegri sendiri jika dia bukanlah orang yang patut disalahkan 100% atas keterpurukan Milan musim lalu. Bermain dikandang mantan klubnya, Allegri berhasil memainkan sepakbola khas Italia di dalam permainan Juve. Pertahanan kokoh, lini depan liar. Gol Carlitos yang membungkam seluruh isi stadion San Siro menjadi pertanda kadigdayaan Allegri, setidaknya itu adalah bukti Allegri bukanlah pelatih sembarangan.
Kita sebaai Milanisti harusnya tahu bahwa sepakbola Berlusconi sudah habis, tanpa uang apa yang bisa Anda harapkan dari sepakbola modern? Tentu para Ultras tidak bisa menuntut mundur Berlusconi, karena dia di MASA LALU sudah memberikan segalanya bagi Milan dan seringkali dia membuat pernyataan bahwa dia masih cinta Milan. Sungguh sangat tidak sopan jika Ultras mendemonya untuk mundur. Tapi, Berlusconi juga harusnya sadar jika dia tidak lagi memiliki apa-apa ketika sepakbola sudah didatangi para miliuner Rusia dan tentu saja uang arab.
Simbiosis mutualisme sebenarnya sudah terjadi, saat Berlusconi datang, Milan jadi Klub tersukses dunia, dan Berlusconi dengan ketenarannya melalui Milan dia berhasil 2x menduduki kursi perdana menteri Italia. Jadi kenapa dia begitu keras mempertahankan Milan?? entahlah..
#Novacaine
Karena paham betul permainan Milan dan tau titik lemah Milan yang selalu dimanfaatkan Allegri untuk membuat timnya Cagliari menahan imbang atau bahkan memenangkan pertandingan, Galliani akhirnya menunjuknya sebagai pelatih Milan pada 2011 silam.
Dan dimusim perdananya, Alle sukses membuktikan kapasitasnya sebagai pelatih jempolan dengan memberikan Scudetto pada musim perdananya itu. Sayang, itu adalah gelar pertama dan terakhir Alle di Milan.
Terus mengalami penurunan performa akibat eksodus para bintangnya, Alle tidak bisa berbuat apa-apa di Milan, justru dia jadi pesakitan di Milan. Akibat dari ketidak becusan manajemen, Allegri bak menjadi musuh bagi para fans Milan, mendepak para legenda macam Pirlo, Pippo, Nesta dan Seedorf dan tidak mampu mendatangkan prestasi adalah alasan utamanya. Puncaknya adalah tengah musim lalu, saat dia dipecat oleh manajemen Milan dan menggantinya dengan mantan anak asuhnya, Clarence Seedorf.
Clarence Seedorf, pelatih muda penuh ambisi minim pengalaman. Apa yang sebenarnya dipikirkan Manajemen dengan merekrut pelatih yang sebenarnya masih aktif bermain sebagai pesepakbola profesional? ya, kala itu Seedorf masih aktif bermain di klub Brazil Botafogo. Dia dipaksa menangani sebuah klub yang amburadul ditengah musim, banyak pengamat yang mengatakan Milan sedang melakukan perjudian besar, dan sayangnya Milan kalah dalam perjudian itu. Di akhir musim, Seedorf bernasib sama dengan Allegri, baik prestasi klasemen ataupun nasibnya sebagai pelatih, Seedorf resmi dipecat dan digantikan Filippo Inzaghi.
Pertanyaannya adalah siapa yang patut disalahkan atas kondisi seperti ini? Seorang Jose Mourinho pun akan kesulitan jika dia mendapatkan komposisi pemain seperti yang didapatkan oleh Alle dan Seedorf. Hal yang menjadi alasan utama kenapa Guardiola enggan untuk menangani Milan setelah masa liburnya dari Amerika, tidak ada uang ditambah ekspektasi tinggi.
Manajemen Milan hanya bisa bersembunyi dibalik para pelatihnya, ya Alle dan Seedorf adalah benteng perlindungan manajemen Milan saat ini, selain Trophy masa lalu.
Hal itu dikuatkan oleh Allegri sendiri jika dia bukanlah orang yang patut disalahkan 100% atas keterpurukan Milan musim lalu. Bermain dikandang mantan klubnya, Allegri berhasil memainkan sepakbola khas Italia di dalam permainan Juve. Pertahanan kokoh, lini depan liar. Gol Carlitos yang membungkam seluruh isi stadion San Siro menjadi pertanda kadigdayaan Allegri, setidaknya itu adalah bukti Allegri bukanlah pelatih sembarangan.
Kita sebaai Milanisti harusnya tahu bahwa sepakbola Berlusconi sudah habis, tanpa uang apa yang bisa Anda harapkan dari sepakbola modern? Tentu para Ultras tidak bisa menuntut mundur Berlusconi, karena dia di MASA LALU sudah memberikan segalanya bagi Milan dan seringkali dia membuat pernyataan bahwa dia masih cinta Milan. Sungguh sangat tidak sopan jika Ultras mendemonya untuk mundur. Tapi, Berlusconi juga harusnya sadar jika dia tidak lagi memiliki apa-apa ketika sepakbola sudah didatangi para miliuner Rusia dan tentu saja uang arab.
Simbiosis mutualisme sebenarnya sudah terjadi, saat Berlusconi datang, Milan jadi Klub tersukses dunia, dan Berlusconi dengan ketenarannya melalui Milan dia berhasil 2x menduduki kursi perdana menteri Italia. Jadi kenapa dia begitu keras mempertahankan Milan?? entahlah..
#Novacaine
Tidak ada komentar