Kisruh persepakbolaan Indonesia yang sudah lama terjadi akhirnya menemukan titik terang setelah mengalami berbagai masalah dalam konres luar biasa PSSI yang mempertemukan PSSI yang sah yang dipimpin oleh Djohar Arifin da KPSI yang dikomandoi oleh La nyalla Mataliti. Konsres yang baru selesai beberapa saat yang lalu memutuskan untuk membentuk satu Timnas, patut diketahui selama terjadi kisruh antara PSSI dan KPSI, Indonesia memiliki dua Timnas yaitu Timnas Indonesia yang sah dari PSSI, yang beranggotakan pemain dari klub peserta IPL (Indonesian Premier League) dan Timnas KPSI yang beranggotakan para pemain dari klub peserta ISL (Indonesia Super League), dan sekarang setelah konflik berakhir, dibawah naungan BTN kedua timnas bergabung menjadi satu. Meski tersiar kabar yang kurang sedap bahwa terjadi pencoretan hampir seluruh pemain ISL di sesi pemusatan latihan untuk pra piala Asia melawan Arab Saudi. Namun, diharapkan dengan kesepakatan yang trjadi hari ini, diharapkan para petinggi PSSI mampu memaksa Manuel Blanco (pelatih timnas) untuk merevisi keputusannya tersebut.
Seperti dilansir dari Goal.com, KLB ini diwarnai aksi walk out oleh beberapa anggota Exco PSSI, termasuk wakil ketua PSSI sebelum diganti oleh La nyalla yaitu Farid Rahman. Wakil ketua umum PSSI Farid Rahman bersama tiga anggota komite eksekutif, Bob Hippy, Tuty Dau dan Sihar Sitorus menilai ada pelanggaran di dalam pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) sehingga mereka memutuskan untuk walk out.
Dalam jumpa pers di lobi hotel, Farid mengatakan mereka tidak sepakat dengan adanya agenda tambahan terkait dengan pembahasan pelaksanaan kongres biasa.
"Untuk saat ini saya bisa pastikan ada empat Exco yang memutuskan WO dari KLB. Sedangkan menurut informasi, dua anggota lainnya (Mawardi Nurdin dan Widodo Santoso), juga sudah meninggalkan ruangan. Tapi, saya tidak bisa memastikan karena mereka tidak ada di sini," kata Farid. "Kami ini berusaha untuk taat aturan. Namun aturan yang kita buat sendiri sudah dilanggar. Pasal tentang KLB menyampaikan bahwa bisa digelar bila diminta 2/3 anggota dan oleh permintaan Exco. Tapi, ini tidak dilakukan."
"Kalau dasarnya MoU dan sesuai surat terakhir, maka agenda KLB hanya tiga, yakni unifikasi liga, pengembalian Exco, dan revisi statuta. Namun, hari ini ada penambahan agenda, yakni penetapan jadwal Kongres Biasa PSSI. Ini sudah menyalahi," pungkasnya.
Pembubaran KPSI tersebut dilakukan oleh La Nyalla di depan voters KLB PSSI, "Dengan ucapan Bismillahiirahimanirrahim saya nyatakan mulai hari ini KPSI dibubarkan," kata La Nyalla.
Selain mengangkat La Nyalla Mattalitti jadi Waketum, voters dan Ketum PSSI Djohar Arifin juga mengangkat exco empat tambahan, setelah sebelumnya dalam pembahasan revisi statuta, berhasil disepakati anggota exco bertambah menjadi 15 orang. Terdiri dari satu ketua umum, dua wakil ketum dan 12 anggota Exco.
Publik sepakbola tanah air setidaknya dapat bernafas lega karena sepakbola Indonesia telah kembali menjadi satu, namun patut diertanyakan komitmen awal La Nyalla, apakah dia dari awal memang hanya mengincar jabatan saja? seperti seorang bocah yang meminta permen, saat sudah dikasih dia kembali menurut. Semoga saja tidak demikian. Patut diapresiasi kinerja menpora Andi Malarangeng yang berhasil menyatukan sepakbola Indonesia. Akhir kata, jayalah sopakbolaku bangkitlah Garudaku!
Tidak ada komentar