Halaman

Gunung lawu, sebuah pesona yang indah anugerah Tuhan yang terletak di ujung barat provinsi Jawa Timur. Bergelar sebagai salah satu gunung-gunung tertinggi di Indonesia, menjadikan gunung ini sebagai salah satu tujuan favorit para pendaki untuk menaklukkan ketinggiannya. Tahukah Anda bahwa pesona gunung ini sudah mahsyur dari sejak Indonesia belum merdeka, sebagai sedikit gambaran, berikut ini akan saya sajikan beberapa foto-foto gunung Lawu tempo dulu .
 Pada bulan desember tahun 1978 terjadi gempa di gunung Lawu, dan pada bulan mei tahun 1979 pergerakan magma di dalam perut gunung Lawu, mengakibatkan gempa yang tercatat hingga 1000 kali dalam satu hari, dan yang dapat dirasakan getarannya 50 kali dalam 1 hari. Namun tidak terjadi perubahan alam maupun letusan gunung.

Tugu di puncak gunung Lawu kini sudah sering dibangun, diganti dengan yang baru, salah satu penyebabnya adalah roboh karena gempa.Ketika itu Argodalem juga belum dibangun masih, berupa gubuk dari seng seperti foto jaman Belanda di bawah ini. Berikut foto - foto gunung Lawu pada jaman Belanda tahun 1910, dari koleksi TropenMuseum Belanda.
GUNUNG LAWU TEMPO DULU

Pesona Gunung Lawu sejak jaman Belanda sudah sering dinikmati bule - bule, dengan banyaknya vila - vila di Telaga Sarangan dan Tawangmangu. Gunung Lawu dilihat dari telaga Sarangan, yang terletak di sebelah timur gunung Lawu, kelihatan sangat menawan.
Kawah Condrodimuko

Kawah Condrodimuko, kawah Gunung Lawu pada tahun 1930. Sebelum tahun 60 - an untuk mendaki gunung Lawu jalurnya melewati kawah Condrodimuko ini. Namun karena jalur ini longsor maka jalur pendakian telah berubah menjadi seperti sekarang ini. Kawah ini di pagi hari baunya sangat menyengat, letak kawah ini di dekat Pos 3 jalur Cemoro Sewu. Bila mendaki gunung Lawu lewat Cemoro Sewu mulai dari Pos 2 hingga Pos 3 kita akan mencium bau belerang.
pondok Argodalem

Inilah pondok Argodalem pada tahun 1930. Kalau diperhatikan coretan pada dinding pondok bertuliskan “Toko LIEM Sarangan” menunjukan bahwa pada waktu itu sudah menjadi tradisi masyarakat sekitar Lawu untuk mendaki gunung Lawu terutama pada bulan Suro.

Vegetasi di puncak Lawu pada tahun 1912 masih nampak sangat lebat. Edelweis tumbuh diantara pepohonan yang lain.
bunga edelweis gunung lawu

Kawah tua  Telaga Kuning di puncak gunung Lawu tahun 1910 – pada musim hujan kawah telaga kuning ini berisi air, sehingga membentuk telaga. Dahulu para peziarah melakukan ritual dengan mancelupkan badan ke dalam telaga, bila seluruh tubuhnya berhasil masuk ke dalam telaga maka, keinginannya akan terkabul. Memang agak susah berhubung air telaga tidak terlalu dalam, bahkan sering kali kering.

Inilah puncak Lawu pada tahun 1930. Para bule - bule eropa ini berfoto bersama di puncak Lawu pada tahun 1930.

Memang sejak ratusan tahun yang lalu gunung Lawu sudah sering di daki oleh para peziarah - peziarah Hindu. Di kaki gunung Lawu pun banyak terdapat candi - candi Hindu peninggalan jaman Majapahit
Thanks to belantara Indonesia

Foto Gunung Lawu Tempo Dulu

Gunung lawu, sebuah pesona yang indah anugerah Tuhan yang terletak di ujung barat provinsi Jawa Timur. Bergelar sebagai salah satu gunung-gunung tertinggi di Indonesia, menjadikan gunung ini sebagai salah satu tujuan favorit para pendaki untuk menaklukkan ketinggiannya. Tahukah Anda bahwa pesona gunung ini sudah mahsyur dari sejak Indonesia belum merdeka, sebagai sedikit gambaran, berikut ini akan saya sajikan beberapa foto-foto gunung Lawu tempo dulu .
 Pada bulan desember tahun 1978 terjadi gempa di gunung Lawu, dan pada bulan mei tahun 1979 pergerakan magma di dalam perut gunung Lawu, mengakibatkan gempa yang tercatat hingga 1000 kali dalam satu hari, dan yang dapat dirasakan getarannya 50 kali dalam 1 hari. Namun tidak terjadi perubahan alam maupun letusan gunung.

Tugu di puncak gunung Lawu kini sudah sering dibangun, diganti dengan yang baru, salah satu penyebabnya adalah roboh karena gempa.Ketika itu Argodalem juga belum dibangun masih, berupa gubuk dari seng seperti foto jaman Belanda di bawah ini. Berikut foto - foto gunung Lawu pada jaman Belanda tahun 1910, dari koleksi TropenMuseum Belanda.
GUNUNG LAWU TEMPO DULU

Pesona Gunung Lawu sejak jaman Belanda sudah sering dinikmati bule - bule, dengan banyaknya vila - vila di Telaga Sarangan dan Tawangmangu. Gunung Lawu dilihat dari telaga Sarangan, yang terletak di sebelah timur gunung Lawu, kelihatan sangat menawan.
Kawah Condrodimuko

Kawah Condrodimuko, kawah Gunung Lawu pada tahun 1930. Sebelum tahun 60 - an untuk mendaki gunung Lawu jalurnya melewati kawah Condrodimuko ini. Namun karena jalur ini longsor maka jalur pendakian telah berubah menjadi seperti sekarang ini. Kawah ini di pagi hari baunya sangat menyengat, letak kawah ini di dekat Pos 3 jalur Cemoro Sewu. Bila mendaki gunung Lawu lewat Cemoro Sewu mulai dari Pos 2 hingga Pos 3 kita akan mencium bau belerang.
pondok Argodalem

Inilah pondok Argodalem pada tahun 1930. Kalau diperhatikan coretan pada dinding pondok bertuliskan “Toko LIEM Sarangan” menunjukan bahwa pada waktu itu sudah menjadi tradisi masyarakat sekitar Lawu untuk mendaki gunung Lawu terutama pada bulan Suro.

Vegetasi di puncak Lawu pada tahun 1912 masih nampak sangat lebat. Edelweis tumbuh diantara pepohonan yang lain.
bunga edelweis gunung lawu

Kawah tua  Telaga Kuning di puncak gunung Lawu tahun 1910 – pada musim hujan kawah telaga kuning ini berisi air, sehingga membentuk telaga. Dahulu para peziarah melakukan ritual dengan mancelupkan badan ke dalam telaga, bila seluruh tubuhnya berhasil masuk ke dalam telaga maka, keinginannya akan terkabul. Memang agak susah berhubung air telaga tidak terlalu dalam, bahkan sering kali kering.

Inilah puncak Lawu pada tahun 1930. Para bule - bule eropa ini berfoto bersama di puncak Lawu pada tahun 1930.

Memang sejak ratusan tahun yang lalu gunung Lawu sudah sering di daki oleh para peziarah - peziarah Hindu. Di kaki gunung Lawu pun banyak terdapat candi - candi Hindu peninggalan jaman Majapahit
Thanks to belantara Indonesia

Tidak ada komentar